Berkejaran Dengan Waktu
Dikutip dari Fiqhislam.com
- narasumber eramuslim.com
Hanya
Allah yang Maha Mengetahui batas umur manusia, umur benar-benar
rahasia Allah. Ada bukti nyata yang sangat jelas, di panggung sejarah
kehidupan manusia benar-benar sukar di duga , Siapa yang menyangka
seorang mantan Presiden di salah satu negara di Timur Tengah, yang saat
kejayaannya dielu-elukan, namun pada akhir hayat, tokoh ini mati di
tiang gantungan, terlepas benar atau salah, kematiannya manjadi sorotan
dunia.
Entah
apa yang hendak ditunjukan olehNya pada umat manusia? Yang jelas
kematian ada dalam genggamanNya, mati di tiang gantungan, ketabrak
mobil, ditelan gelombang tsunamai, dijepit gempa bumi, ditimbun tanah
longsor, dipanggang hidup-hidup saat kebakaran, meledak di pesawat
udara, atau tenggelam di lautan lepas, dan sebagainya itu cuma penyebab
kematian, tapi kematian itu satu, lepasnya roh dari jasad manusia!
Jasad
manusia ada yang hilang ditelan gelombang laut, hangus terbakar tanpa
bekas, meledak di pesawat ulang alik, atau mati hancur berantakan karena
bom bunuh diri di mobil atau tergilas tank, tapi roh tetap kembali
kepadaNya. Apa pun jenis penyebab kematian, roh tetap kembali kepadaNya.
Maka, sebelum kematian itu menjelang berbuatlah sesuatu, kerjakanlah
sesuatu,tinggalkan bekas yang bermanfaat buat generasi mendatang.
Seratus
tahun, seribu tahun, sejuta tahun atau bahkan dalam hitungan tahun yang
begitu panjang, selama bumi masih terus berputar, selama itu pula
kehidupan masih berlangsung, namun bila telah hancur berantakan segala
isi alam semesta ini, itu berarti kiamat telah tiba! Itu kimat Kubro,
tapi jangan lupa ada kiamat yang bisa langsung mengenai setiap manusia
dan datangnya tak diduga, apa itu? Kematian, ya… kematian adalah salah
satu jenis kiamat, tapi ini kiamat kecil, kiamat sugro.
Yang
belum lama ini telah diperlihatkan oleh Allah SWT, tentang hambaNya
dikenal dan terkenal karena begitu populernya di Indonesia, yang dengan
caraNya sendiri diambil begitu saja, di malam Jum’at dengan tabrakan
tunggal. Semua orang terkaget-terkaget dan terhenyak sesaat dan tak
menyangka. Ya siapa menyangka dan bisa menduga datangnya sang maut itu?
Tak
ada yang bisa mengetahui rahasia Allah ini, walau ilmu kedokteran sudah
begitu canggih. Betapapun hebatnya teknologi kedokteran yang dimiliki
manusia, pada saat maut itu datang, tak ada seorangpun yang dapat
mencegahnya, walaupun seluruh manusia bersatu untuk melawannya atau
bersatu untuk menghindarinya, tak bisa!
Allah telah bersumpah dengan waktu: “ Demi
waktu, demi masa, bahwa manusia akan merugi, kecuali bagi orang yang
beriman dan beramal sholeh, saling nasehat-menasehati dalam kesabaran
dan kebenaran” ( Al Asr: 1-3). Manusia di planet bumi diberikan
waktu yang sama, 24 jam sehari semalam. Namun dalam waktu yang 24 jam
tersebut ada yang mencapai puncak kejayaan seluas-luasnya, namun dalam
waktu yang bersamaan, betapa banyak manusia yang nyaris tak punya
apa-apa dan tidak bisa apa-apa dan tak mampu berbuat apapun, padahal
waktu yang diberikan Allah SWT, sama, 24 jam!
Waktu
yang 24 jam, ada yang merasa terlalu sedikit, namun ada pula yang tak
mampu menghabiskan waktu tersebut dengan kegiatan yang produktif, waktu
hilang percuma, tak memberikan manfaat apapun padanya. Lebih celaka
lagi, waktu yang banyak itu hanya diisi dengan bergunjing kesana kemari,
menghasut seseorang dengan orang lain, sambil tetap tersenyum, seakan
tanpa dosa.
Padahal
waktu yang diberikan Tuhan 24 jam itu, bisa digunakan dengan berbagai
macam kegiatan yang produktif, tahan lama dan mungkin juga mengabadi.
Seperti tulisan para tokoh, yang mewariskan pada dunia dengan ilmu yang
ditulisnya atau diababadikannya berupa karya atau keterampilan yang
bermanfaat bagi manusia lainnya, baik pada masanya atau masa sesudahnya.
Kita
mestinya malu dengan tokoh dunia puluhan abad yang lalu, seperti Ibu
Arabi, Imam Al Gazali, Ibnu Sina dan lain sebagainya, yang dengan
ketekunannya dan kesabarannya, mereka dapat dan mampu menulis
ribuan halaman buku, dengan puluhan jilid buku atau dengan
puluhan judul buku yang ditulis tangan. Sekali lagi ditulis tangan!
Jangan lupa, saat itu belum ada percetakan, belum ada mesih tik,
computer, laptop dan lain sebagainya.
Dan
buku-buku mereka mengabadi dan memberikan inspirasi bagi generasi
sesudahnya, mereka telah tiada, tapi hasil pemikiran mereka yang
ditulis, di catat, maka ilmu mereka tak hilang dan terus menerus
bermanfaat bagi generasi selanjutnya, yang bisa saja mencapai
ribuan tahun sesudahnya. Jasad mereka sudah tiada, tapi dengan kata-kata yang ditulisnya, nama mereka mengabadi.
Bagi
orang yang kreatif, waktu benar-benar dimanfaatkan sebaik-baiknya,
misalnya dengan membaca, mengarang, membuat ketrampilan, mengaji,
mengkaji, menyusun buku dan berbuat sesuatu apapun demi kemaslahatan
semua umat manusia. Itulah yang kata Nabi, manusia yang paling baik!
Nabi pernah bersabda : “ Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling berguna atau yang paling bermanfaat bagi sesamanya”
Manusia seperti itu bisa berbuat baik dengan tenaganya, pikirannya,
hartanya, bahkan jiwa dan raganya diberikan untuk kepentingan manusia,
kepentingan orang banyak dan tentunya berniat karena Allah semata.
Manusia
seperti ini cerdas dalam memanfaatkan waktu, dia tak mau kehilangan
waktu semenitpun untuk perbuatan sia-sia, dalam diamnyapun, manusia
seperti ini memanfaatkan waktunya dengan berdzikir dan merenungkan
ciptaanNya, jadi dalam kedaan diampun dia masih produktif, yaitu
berdzikir, karena berdzikir bisa dilakukan sambil berdiri, duduk dan
berbaring. Bahkan ketika berjalanpun orang bisa berdzikir, karena
berdzikir itu adalah mengingatNya, dan berdzikir paling utama adalah
saat ada “nyanyian setan’ untuk berbuat dosa, lantas ingat Allah SWT,
sehingga tak jadi melakukan dosa tersebut.
Waktu
terus bergulir, berputar tak ada hentinya dan dengan perputaran waktu
usia manusia terus bertambah karena dilihat dari titik nol, saat
dilahirkan, sekaligus berkurang dari jatah yang sudah ditentukan
olehNya. Umur kelihatannya bertambah, namun hakekatnya berkurang, sedang
menuju ke kematian atau menuju ke kuburan yaitu akhir perjalanan umat
manusia. Suka atau tak suka, siap atau tidak siap, kematian itu akan datang dengan sendirinya, tanpa diundang!
Masihkah kau akan berkata ” tak punya waktu ” ? Waktu itu netral, kaulah yang mengatur sang waktu itu, untuk berbuat sesuatu. Kerjakanlah sesuatu yang dapat kau tinggalkan bagi generasi selanjutnya, isilah waktumu dengan hal-hal yang bermanfaat. Katakanlah :” wahai sang waktu …. akan ku isi waktumu dengan apapun yang bermanfaat!” Jangan katakan : ” aku tak punya waktu ” omong kosong! Mengapa? Kalau berkata: “tak punya waktu” itu sama saja mati. Karena hanya orang yang sudah matilah yang tak punya waktu lagi untuk berbuat apapun, baginya sudah tamat!
Masihkah kau akan berkata ” tak punya waktu ” ? Waktu itu netral, kaulah yang mengatur sang waktu itu, untuk berbuat sesuatu. Kerjakanlah sesuatu yang dapat kau tinggalkan bagi generasi selanjutnya, isilah waktumu dengan hal-hal yang bermanfaat. Katakanlah :” wahai sang waktu …. akan ku isi waktumu dengan apapun yang bermanfaat!” Jangan katakan : ” aku tak punya waktu ” omong kosong! Mengapa? Kalau berkata: “tak punya waktu” itu sama saja mati. Karena hanya orang yang sudah matilah yang tak punya waktu lagi untuk berbuat apapun, baginya sudah tamat!
Jangan
menyesal, ketika waktu telah lewat. Waktu bergerak terus ke depan, sang
waktu tak kenal kata mundur, sang waktu hanya bergerak ke depan, maju,
maju dan maju terus, bila kau diam, maka waktu akan menggilasmu, waktu akan “membunuh”mu dengan pedangnya yang sangat tajam, pedang yang tak ada seorangpun dapat menangkisnya!
Siapa
yang bisa membunuh sang waktu? Siapa yang bisa melawan sang waktu ?
Siapa yang bisa “mengerem” sang waktu agar tak berputar? Tak seorang pun
bisa! Maka pergunakanlah waktumu dengan apapun yang bermanfaat,
syukur-syukur bermanfaat bagi kehidupan di Dunia maupun di Akherat ! Mari kita berlomba mengejar sang waktu, berlomba-lomba dalam kebaikan dan kebajikan, fastabiqul khairat,
dengan karya kita sendiri, dengan tulisan kita sendiri, dengan menulis
buku sendiri atau menciptakan apapun karya sendiri! Ayo, mari kita
kejar sang waktu, kita kejar waktu-waktu kita dengan karya-karya kita
sendiri.
Ayo
tulis sesuatu atau berbuat sesuat, ayo tinggalkan sesuatu yang
bermanfaatbuat generasi selanjutnya! Jangan biarkan hidup kita berlalu
tanpa bekas apapun. Kita diciptakan Allah, jelas punya misi, bukan asal hidup, bukan asal ada. Ayo
kerjakan sesuatu sekecil apapun bentuknya, ayo tulis sesuatu ,
betapapun sederhananya. Otak, tangan, dan semua anggota tubuh masih
bisa digunakan! Ayo, gunakan usia kita yang masih ada itu, mari
berkejaran dengan waktu yang masih tersedia buat kita, selagi bonus
umur tetap diberikanNya.
Oleh Syaripudin Zuhri
yy/eramuslim.com



